SEKOLAHKU KISAHKU

Pada massa sekolah SD, saya termasuk anak yang paling kecil sendiri dikelas. Karena waktu itu, saya masih umur 5 tahun lebih 4 bulan. Sedangkan teman-teman saya yang lain rata-rata berumur 6 sampai 7 tahun. Pada saat itu saya selalu dimanja oleh semua guru di sekolah tersebut. Sekolah tersebut bernama SDN Sugihwaras, dimana sekolah SD tersebut sangat favorite ditingkat kecamatan. Saya beruntung bisa sekolah SD di SDN Sugihwaras tersebut, karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang favorite ditingkat kecamatan. Setiap hari, saya berangkat dan pulang diantarkan oleh seseorang yang sangat berharga dikehidupan saya “ibu”. Dimana ibu lah orang satu-satunya yang merawat saya dari kecil sampai besar saat ini. Pengorbanan ibu begitu besar, karena ibu harus bekerja keras demi massa depan saya dengan sendirian. Ibu menyekolahkan saya hanya sendiri, karena dari kecil saya sudah ditinggal oleh ayah saya. Ayah meninggal pada saat saya berumur 11 bulan. Ayah meninggal karena sakit liver. Jadi saat itu saya dari kecil umur 11 belum pernah melihat wajah ayah saya secara langsung. Hanya melihat wajah ayah melalui foto semasa ayah masih hidup dahulu.

Semasa sekolah, saya selalu diantar jemput oleh ibu karena umur saya terlalu kecil untuk masuk sekolah SD. Disekolah saya sering digendong oleh guru-guru SD saya, mungkin karena saya masih kecil atau beda dengan teman-teman yang lainnya. Setiap hari saya selalu menjalankan rutinitas saya, yaitu sekolah SD, sekolah madrasah dan mengaji. Setiap hari rutinitas tersebut selalu saya jalani dengan penuh semangat. Disaat kenaikan kelas, nilai saya kelas satu bagus sekali. Waktu itu ibu yang mengambilkan raport untuk saya. Ibu bilang kepada wali kelas saya sewaktu kelas 1 SD agar saya tidak dinaikkan ke kelas 2, karena menurut ibu, saya terlalu kecil untuk dinaikkan ke kelas 2 SD. Tetapi guru SD saya yang bernama priyatin tersebut tidak menghiraukannya karena menurut guru SD tersebut saya sudah bisa mengikuti setiap mata pelajaran yang diberikan walaupun usia saya masih sedikit dibandingkan teman-teman saya yang lainnya. Kelas 2 SD saya sudah bisa menghafalkan perkalian karena setiap hari saya selalu dibelajari oleh ibu untuk bisa lebih pintar dari teman-teman saya. Karena ibu setiap malam selalu memotivasi saya untuk bisa menjadi seseorang yang sukses.

Semenjak kenaikkan kelas 3 SD saya selalu bersaing dengan teman-teman sekelas untuk mendapatkan peringkat pertama sampai ketiga. Tetapi saya tidak bisa mendapatkan peringkat pertama karena saya selalu kalah dengan saudara jauh saya. Tetapi walaupun begitu saya tidak putus asa dan saya selalu berusaha untuk mendapatkan peringkat pertama karena saya selaly mendapatkan motivasi dari ibu untuk tidak pantang menyerah dan belajar lebih giat lagi agar tidak kalah bersaing jauh dengan teman-teman yang mendapatkan peringkat pertama sampai ketiga. Saya selalu mendapatkan peringkat ke empat jika dirangking mulai dari pertama sampai kesepuluh. Walaupun seperti itu, saya tidak iri hati kepada teman-teman yang mendapatkan peringkat pertama. Dengan dorongan dari ibu, saya selalu menyelesaikan semua tugas dengan baik, misalnya sekolah SD dengan penuh semangat, kemudian setelah pulang dari sekolah SD saya selalu mengerjakan pekerjaan rumah dan belajar terlebih dahulu sebelum bermain bersama tetangga saya. Setelah bermain bersama teman-teman saya selalu dipanggil oleh ibu untuk mandi dan siap-siap untuk sekolah madrasah. Di madrasah saya selalu diajarkan menulis pego, tetapi saya selalu kesulitan untuk menulis pego tersebut. Akhirnya saya dibantu dan diajari oleh kakak kelas saya dan lama waktu berlalu saya bisa menulis pego sendiri tanpa bantuan oleh orang lain. Setelah sekolah madrasah tersebut saya langsung mengaji, setiap hari saya selalu menyelesaikan bacaan ngaji tersebut dengan tuntas.

Tahun 2004 saya sudah memasuki kelas 4 SD. Saat itu saya mungkin sudah mulai bosan bermain dengan teman-teman perempuan saya. Akhirnya saya bermain bersama teman-teman laki-laki. Setiap kali olahraga di hari sabtu, saya selalu olahraga dengan penuh semangat karena selesai pemanasan saya selalu ikut bermain sepak bola dengan teman-teman laki-laki. Menurut saya, bermain sepak bola itu sangat menyenangkan dan tidak membosankan karena selalu mencari-cari bola untuk ditendang. Tetapi terkadang saya juga bermain sepak bola dengan berperan menjadi seorang kipper. Karena kalau capek hanya tinggal duduk saja. Teman-teman saya satu kelas selalu kompak dalam hal apapun, walaupun dalam hal yang buruk itu tetap saja kekompakkan tersebut tidak punah. Suatu ketika saya dipanggil oleh guru wali kelas 6. Saya pada awalnya takut karena saya tidak melakukan hal-hal yang tercela kok di panggil ke ruang guru. Saya merasa takut dan cemas pada saat itu. Tetapi kecemasan saya tersebut dijawab dengan jawaban yang menggembirakan, yaitu saya disuruh latihan bernyanyi untuk dilombakan ke kabupaten mewakili sekolah SDN Sugihwaras tersebut. Saya merasa sangat senang sekali telah dipilih untuk mengikuti lomba bernyanyi dan menari di kabupaten Lamongan.

Setiap hari saya selalu mengikuti latihan bernyanyi dan menari sampai saya meninggalkan kelas dan tidak mengikuti pelajaran. Wali kelas 6 SD tersebut selalu memberi motivasi saya untuk selalu berlatih menyanyi dan menari serta tidak lupa untuk selalu belajar setiap hari agar tidak ketinggalan dalam setiap mata pelajaran. Tepat di hari-H saya lomba bernyanyi dan menari, ibu saya yang mempersiapkan semuanya dari baju sampai make up yang akan saya pakai serta ibu juga mengantarkan saya untuk berangkat dan memberi semangat saya sehingga saya dapat membawakan lagu putri panggung dengan baik dan lancar. Akhirnya semua itu tidak sia-sia karena saya mendapatkan juara ketiga sekabupaten. Walaupun saya mendapatkan juara ketiga sekabupaten, saya merasa sudah cukup puas dengan hasil yang saya peroleh tersebut, karena dengan motivasi, dukungan dan do’a ibu saya, saya bisa mendapatkan juara ketiga dalam lomba bernyanyi dan menari tingkat kabupaten tersebut.

Setelah perlombaan itu selesai, setiap ada tamu yang datang ke sekolah saya, maka saya selalu disuruh oleh guru-guru SD untuk membawakan qosidah bersama teman-teman saya yang lain. Kadang saya dan teman-teman yang lain itu disuruh untuk membawakan qosidah dalam acara pertemuan-pertemuan baik tingkat desa maupun kecamatan. Kenaikkan ke kelas 5 SD telah dijalankan dan saat itu saya sudah menjadi siswa kelas 5 SD. Wali kelas saya semasa SD pada awalnya kelihatan jahat sekali, tetapi begitu mengenalnya ternyata belia sangat baik dan selalu memberikan motivasi-motivasi kepada anak didiknya dalam hal apapun. Mulai dari cara belajar sampai dengan mendapatkan nilai yang baik didalam kelas. Guru tersebut bernama ibu Dyah Ruswandari. Guru tersebut setiap pelajaran dimulai selalu disuruh membentuk kelompok dan berdiskusi, sehingga dari mulai kelas 5 SD saya sudah diajarkan untuk berdiskusi bersama teman-teman saya. Guru tersebut juga setiap hari selalu memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Oleh karena itu, semenjak kelas 5 SD saya tidak lagi belajar sendiri dirumah, tetapi belajar bersama kelompok dirumah teman-teman dengan gentian. Kadang kala dirumah saya 2 hari, kemudian dirumah teman-teman yang lainnya selama 2 hari juga. Kegiatan tersebut terus saya lakukan sebagai rutinitas setiap hari.

Semenjak saya mempunyai kelompok belajar tersebut, saya juga mangartikannya dengan kelompok bermain, karena mulai saat itu saya selalu bermain dengan kelompok belajar saya tersebut walaupun diluar sekolah. Kelompok saya tersebut terdiri dari 6 orang. Diantaranya yaitu 3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan termasuk saya. 3 orang teman laki-laki tersebut bernama Heru, Afan, dan Kanip. Sedangkan 3 orang teman perempuan tersebut bernama Saya, Lia dan Linda. Kami semua bertempat tinggal di Dsn.Grogol Ds.Sugihwaras Kecamatan Deket dan Kabupaten Lamongan. Suatu ketika disaat hari libur atau hari minggu tiba, saya dan teman-teman selalu mengadakan berbagai macam kegiatan mulai dari bersepeda, memancing, sampai bermain sepak bola. Setiap hari libur tersebut tiba kegiatan itulah yang menjadi rutinitas kamu berenam. Karena menurut saya, tidak ada salahnya dalam satu minggu belajar disekolah, waktu satu hari digunakan untuk bersenang-senang bersama teman-teman saya. Disekolah, saya juga diajarkan oleh wali kelas saya tersebut untuk menyumbangkan berbagai macam pakaian untuk anak yang tidak punya karena kita sebagai manusia harus saling membantu. Akhirnya saya sadar, bahwa diluar sana masih banyak orang-orang yang tidak mampu untuk sekolah karena factor ekonomi.

Kenaikkan kelas 6 SD pun tiba, saya sudah menjadi siswa kelas 6 SD. Setiap pagi selalu berangkat pukul 05.30 WIB untuk tambahan belajar atau biasa disebut dengan les sekolah. Karena sudah mendekati UNAS, maka saya setiap pagi selalu berangkat pagi untuk les. Saat les tersebut saya selalu mengantuk dikelas karena mungkin berangkat ke sekolahnya terlalu pagi. Akhirnya saya berbicara kepada wali kelas saya untuk mengganti jadwal les pagi menjadi les siang atau setelah pulang sekolah dengan alasan masih mengantuk. Akhirnya wali kelas 6 SD tersebut mengabulkan permintaan saya untuk mengganti les pagi pukul 05.30 WIB tersebut dengan les siang sekitar pukul 12.00 WIB tersebut. Suatu ketika nilai-nilai matematika saya selalu bagus dan saya dipilih oleh guru saya untuk mengikuti lomba matematika sekabupaten. Tetapi itu semua gagal ditengah jalan, karena saat tes terakhir disekolah nilai saya menjadi nilai yang sangat standar. Akhirnya saya digantikan oleh teman saya untuk mengikuti lomba matematika tersebut dan teman saya yang menggantika saya mengikuti lomba itu kemudian tidak mendapatkan juara karena mungkin dia terlalu sombong dalam dipilihnya lomba matematika tersebut. Saya sebenarnya kecewa dengan proses pergantian tersebut, tetapi ibu selalu memberi semangat dan mengajarkan saya untuk tidak iri hati terhadap proses pergantian lomba matematika tersebut karena iri hati tersebut merupakan perbuatan yang tercela dan dilaknat oleh Allah SWT.

Hari demi haripun berganti dan tiba waktunya untuk ujian nasional (UNAS). Ternyata UNAS tersebut tidak berada di sekolah sendiri, tetapi berada di SMP. Saya berangkat UNAS tersebut diantarkan oleh kakak saya. Disaat mengerjakan UNAS, semua siswa tidak mengerjakan sendiri sepenuhnya tetapi banyak yang menyontek teman sebelahnya, tetapi saya tidak menghiraukannya karena disaat UNAS tersebut saya mengerjakan sendiri dan tidak mencontek teman-teman yang lain. Saat itu saya masih sangat polos dan tidak mau mencontek teman-teman karena saya takut masuk neraka. Dahulu kala, saya selalu ditakut-takuti oleh ibu kalau mencontek pekerjaan teman maka akan masuk neraka kalau meninggal dunia nanti, akhirnya saya tidak mau mencontek walaupun saya tidak bisa pelajaran IPS.

Pengumuman kelulusan-pun telah tiba, ternyata saya lulus dengan danem 33,15. Pada waktu itu saya langsung mendaftar di SMP Negeri 4 Lamongan, karena saya merasa tidak akan bisa masuk ke SMP Negeri 2 Lamongan. Padahal, cita-cita saya adalah ingin masuk ke SMP Negeri 2 Lamongan. Dan ternyata aslinya saya bisa masuk di SMP Negeri 2 Lamongan karena danem terendah di SMP tersebut adalah 32.00. Tetapi saya tidak berkecil hati, karena saya akan membuktikan kepada semua orang bahwa saya di SMP Negeri 4 Lamongan bisa mendapatkan hasil yang sangat memuaskan nantinya untuk melangkah ke SMA yang lebih favorite. SMP kelas 7 saya sudah mulai berinteraksi dengan teman-teman dengan bertempat tinggal di berbagai desa yang ada di kabupaten Lamongan. Waktu itu saya masuk dikelas 7E. Saya mempunyai sahabat yang bener-bener menurut saya sahabat, nama dia adalah Nur Hayati. Namanya sedikit sama dengan nama saya. Dia sangat baik sekali kepada saya. Misalnya saat saya belum dijemput oleh kakak saya, saya selalu diajak bermain kerumahnya dan dikenalkan dengan keluarganya. Anaknya sangat gendut karena dia merupakan atlit Gulat. Setiap saat saya selalu bermain bersama. Dan sampai pada hari jum’at dia rela menunggu saya didepan sekolah sampai tidak mengikuti kerja bakti yang diselenggarakan. Akhirnya kami berdua dihukum oleh wali kelas 7E yang bernama pak Agus. Pak agus menghukum saya. Pada saat itu saya disuruh membersihkan kaca jendela, tetapi saya menolak dengan halus. Akhirnya saya diberi nama Cling sebagai pembersih kaca.

Kelas 7 pun berakhir dan berawal dari kelas 8 saya juga mendapatkan teman yang menurut saya sangat baik dan tidak kalah baik dengan sahabat saya kelas 7 tersebut. Kemudian saya dan 2 orang teman saya mulai dari kelas 7 sampai kelas 8 tersebut selalu bermain dan belajar bersama. Waktu kelas 9, saya ditempatkan di 9B. Dimana saya sangat akrab dengan guru bahasa Indonesia yang selalu memberikan perhatian sekaligus inspirasi bagi saya. Beliau merupakan guru favorite saya karena beliau selalu memotivasi saya untuk belajar agar saya dapat masuk ke SMA favorite yang ada di Lamongan. Ternyata hasil dari motivasi dan dukungan dari guru bahasa Indonesia saya tersebut yang bernama pak Askur itu, saya bisa mendapatkan hasil yang sangat memuaskan untuk yang pertama kalinya. Waktu UNAS berlangsung, saya selalu berdo’a dan berusaha belajar dengan sungguh-sungguh. Pengumuman kelulusan-pun teah tiba dan akhirnya saya lulus dengan nilai danem tertinggi di SMP Negeri 4 Lamongan, dengan danem 39,10 dari 4 mata pelajaran yang diujikan.

Pengumuman kelulusan SMP-pun sudah berlalu dan akhirnya saya memutuskan untuk mendaftarkan diri di SMA favorite di kabupaten Lamongan, yaitu SMA Negeri 2 Lamongan. Saya merasa bangga sekali bisa masuk di SMA tersebut. Tetapi awal pertama kali sekolah di SMA Negeri 2 Lamongan, saya merasa minder karena teman-teman tersebut kebanyakkan dari SMP yang lebih favorite. Hanya saya dan kedua teman saya saja yang dari SMP Negeri 4 Lamongan yang masuk ke SMA Negeri 2 Lamongan tersebut. Setelah pertengahan semester saya sekolah pada kelas 10 itu, sekolah saya sudah mulai bertaraf Internasional. Saat itu, saya beserta teman-teman kelas 7 yang lain, diwajibkan untuk mengikuti tes agar bisa diacak ke kelas yang RSBI tersebut. Alhamdulillah, saya lulus dengan tes RSBI tersebut. Kelas 7 saya sudah dengan nama kelas RSBI. Pelajaran yang disampaikan oleh guru setiap mata pelajaran dengan model bahasa Inggris, karena SMA tersebut sudah bertaraf Internasional. UAS-pun juga menggunakan bahasa Inggris. Oleh karena itu, saya setiap dua hari sekali dalam satu minggu selalu mengikuti les toefl agar bisa berbasis Internasional. Setiap hari saya pergi ke sekolah pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB.

Kegiatan yang saya ikuti disekolah itu hanya PMR saja, karena menurut saya PMR adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Karena selalu menolong orang lain yang sakit dan merawatnya. Saat pelantikan PMR berlangsung, berbagai macam peralatan yang harus saya persiapkan, serta kondisi saya juga harus saya persiapkan karena saya merupakan anggota PMR untuk menolong orang lain, bukan merepotkan orang lain yang akan saya tolong. PMR di sekolah SMA saya tersebut merupakan salah satu kegiatan yang banyak diminati oleh siswa disekolah tersebut. Kelas 9 SMA saya sudah mulai konsen dengan UNAS. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk vakum dari kegiatan PMR tersebut karena saya harus belajar dengan giat agar saya bisa lulus dengan nilai yang terbaik. UNAS-pun tiba dan akhirnya saya lulus dengan nilai yang cukup memuaskan walaupun nilai tersebut tidak merupakan nilai tertinggi di SMA Negeri 2 Lamongan. Perjalanan hidup semasa sekolah saya mulai dari SD, SMP, sampai SMA sudah berakhir. Akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Negeri Surabaya dengan mengambil Ilmu Sosial jurusan PMP-KN prodi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

This entry was posted in Olahraga. Bookmark the permalink.

Leave a comment